Cerita Horor | Cermin Retak

Cermin Retak


Setiap malam, ketika lampu-lampu padam dan rumah terendam dalam keheningan, Nina selalu merasa ada yang mengawasinya.

Tatapan itu menusuk dari kegelapan, dingin dan menusuk kalbu. Sumbernya? Sebuah cermin retak di sudut kamarnya.

Retakan itu seperti sebuah mulut yang menganga, menampakkan kedalaman yang tak terukur. Nina seringkali terperangkap dalam refleksi matanya sendiri, seolah ada sosok lain yang mengintip dari balik cermin.

Sosok itu semakin jelas terlihat saat bulan purnama menyinari kamarnya. Rambutnya panjang dan kusut, matanya cekung dan hitam pekat, senyumnya merekah lebar hingga telinga.

Suatu malam, rasa penasaran Nina mencapai puncaknya. Ia mengambil sebuah lilin dan mendekatkannya ke cermin retak. Cahaya lilin menari-nari di permukaan cermin, membentuk pola-pola aneh yang membuatnya merinding.

Tiba-tiba, sosok dalam cermin itu bergerak. Mulutnya terbuka lebar, mengeluarkan suara bisikan yang tak jelas. Nina mundur selangkah, jantungnya berdebar kencang.

Keesokan harinya, retakan pada cermin semakin melebar. Nina mencoba menutupinya dengan kain, namun tak ada gunanya.

Sosok dalam cermin itu semakin jelas, semakin nyata. Malam itu, Nina memutuskan untuk tidak tidur. Ia duduk di samping tempat tidur, menatap cermin dengan penuh ketakutan.

Tiba-tiba, cermin itu meledak. Kaca-kaca berserakan di lantai. Nina menutup matanya erat-erat. Saat ia membuka matanya kembali, sosok dalam cermin itu sudah menghilang.

Namun, ada yang berbeda. Nina melihat sebuah bekas luka di lehernya, tepat di tempat di mana retakan cermin paling lebar. Luka itu terasa panas dan berdenyut-denyut.

Nina tahu, sosok dalam cermin itu bukan hanya sekadar refleksi. Ia adalah sesuatu yang lebih dari itu. Sesuatu yang gelap, sesuatu yang jahat. Dan Nina telah menjadi korbannya.

Babak Baru

Luka di leher Nina semakin membesar dan mengeluarkan cairan hitam pekat. Setiap malam, ia diganggu oleh mimpi buruk yang sama: sosok dalam cermin itu mengejarnya, tertawa mengejek.

Nina merasa jiwanya perlahan tersedot oleh kekuatan gelap yang tersembunyi di balik cermin retak itu.

Dalam keputusasaan, Nina mencari bantuan seorang dukun tua yang tinggal di pinggiran kota. Dukun itu menatap luka Nina dengan tatapan tajam.

"Ini bukan luka biasa," katanya, suaranya serak. "Kau telah membuka portal ke dunia lain. Sosok dalam cermin itu bukan hanya refleksi, tapi juga entitas yang nyata."

Dukun itu menjelaskan bahwa cermin retak itu adalah sebuah artefak kuno yang digunakan untuk memanggil roh-roh jahat.

Sosok dalam cermin itu adalah salah satu roh tersebut yang telah terjebak di dalam cermin selama berabad-abad. Dengan membuka retakan itu, Nina telah membebaskan roh jahat tersebut.

Untuk mengusir roh jahat itu, Nina harus melakukan ritual pembersihan. Dukun itu memberikan Nina sebuah lilin khusus dan sebotol air suci.

"Nyalakan lilin ini di depan cermin dan bacakan mantra ini," kata dukun itu sambil menyerahkan sebuah kertas bertuliskan mantra kuno. "Lakukan ini pada tengah malam, saat kekuatan roh jahat paling lemah."

Dengan hati-hati, Nina mengikuti petunjuk dukun itu. Ia menyalakan lilin di depan sisa-sisa cermin yang hancur dan mulai membaca mantra.

Suara angin berhembus kencang, lilin berkedip-kedip, dan ruangan menjadi dingin. Tiba-tiba, sosok dalam cermin muncul kembali. Matanya menyala merah menyala, mulutnya terbuka lebar, siap menerkam Nina.

Nina tidak takut. Ia terus membaca mantra dengan suara lantang. Cahaya lilin semakin terang, membakar roh jahat itu.

Sosok dalam cermin itu meraung kesakitan, tubuhnya mulai menghilang perlahan. Akhirnya, sosok itu lenyap tanpa jejak.

Keesokan harinya, luka di leher Nina mulai mengering dan sembuh dengan sendirinya. Nina merasa lega dan bersyukur. Ia telah berhasil mengusir roh jahat yang telah menghantui hidupnya.

Namun, Nina tidak pernah melupakan pengalaman mengerikan itu. Ia selalu merasa ada sesuatu yang mengawasinya, bahkan setelah roh jahat itu pergi.

Mungkin, itu hanya perasaan paranoidnya. Atau mungkin, ada sesuatu yang lain yang masih tersembunyi di dalam rumahnya.

Tomi Nurhidayat

Data Science dan Machine Learning Enthusiast | SEO Enthusiast.

Lebih baru Lebih lama